Tit….Tit…Tit….
Terdengar suara klakson yang mengagetkan Icha dari lamunannya. “itu
pasti adit” batinnya dalam hati. Ichapun mengambil tasnya dan berlari
kedepan,,, tapi Icha lebih kaget lagi saat tiba di depan. NIHIL,,,Tak
ada adit dengan motor sport birunya disana.
“Hmmm….aku terlalu berharap kalau adit akan datang buat jemput
aku…padahal itu ga’ mungkin terjadi. Adit udah terlanjur benci sama aku
dan mungkin ,,,dia udah ga’ mau sahabatan lagi sama aku”. Icha menarik
napas panjang lalu menghembusnya kembali. Ia lalu memutuskan untuk
pergi jalan kaki saja. Tanpa terasa Icha sudah sampai di sekolah. Ia
berjalan perlahan,,,selangkah demi selangkah. Diperhatikannya anak-anak
di sekelilingnya. Mereka pada happy semua,, bercanda dengan teman dan
asyik ngobrol tantang hal yang menyenangkan. Semuanya berbanding
terbalik dengan keadaan Icha sekarang. Icha kehilangan seseorang yang
sangat berarti dalam hidupnya sebagai sahabat sekaligus cowok yang
sangat Icha sayang.
Icha menyesal sudah bohong sama adit tentang surat yang dititipin
adit buat Hanna kemaren. Hanna itu cewex yang di taksir adit. Icha ga’
pernah menyampaikan surat itu ke Hanna, bahkan surat itu dibuang oleh
Icha ke tempat sampah tapi sialnya adit malah menemukan surat itu.
“dit,,,aku akan ngelakuin apa aja sampai kamu mau balik lagi sahabatan
lagi sama aku,,, aku janji” keluh Icha lalu berlalu dari kelas. Di
kantin Icha bertemu Hanna. Icha langsung minta ma’af ke Hanna dan
mengatakan yang sebenarnya tentang adit.
“Hanna,,, maafin aku ya,,, aku yang salah. Adit bener-benar sayang sama
kamu. Dia rela ngelakuin apa aja buat kamu,,, dia rela merubah
penampilannya buat dapat perhatian kamu,,, aku harap kamu mau beri dia
kesempatan sekali lagi,,,dia sayang banget sama kamu,,,”
“hmmm,,, aku akan beri dia kesempatan sekali lagi” balas Hanna dengan tersenyum
Malam minggu ini adalah malam minggu terakhir bagi Icha,,, karena malam
ini adit pasti akan nyatain cintanya ke Hanna dan Hanna pasti akan
dengan senang hati menerimanya. Mereka akan resmi jadian dan mulai besok
anak-anak di sekolah pasti pada sudah tau semuanya,,, berarti ga’ ada
kesempatan lagi buat Icha deketin adit meskipun semua orang tau kalau
mereka itu sahabatan. Sampai larut malam,, Icha tetap ga’ bisa tidur,,,
masih mikirin adit dan hanna yang pasti mereka adalah pasangan yang
sangat serasi seantero sekolah,,, hmmmmmm,,, Icha jadi sedih
memikirkannya.
Saat pulang sekolah,,,
“Dit,,, Icha itu baik banget ya,,, dia kemaren minta ma’af ke aku soal
surat itu,,, bahkan dia jelasin semuanya tentang kamu ke aku,,, dia
bilang kalau kamu sangat menyayangi aku,,, kamu merubah penampilanmu
Cuma buat aku,,, aku jadi kagum sama dia,,, ternyata dia itu cewek
yang bertanggung jawab,,, meskipun dia tau melepaskan kamu itu sangat
menyakitkan hatinya,,, “
“kenapa kamu ngomongin dia lagi sih,,, pokoknya aku ga’ mau kamu ngomong
tentang dia lagi,,, sekali bo’ong,,tetap aja bo’ong,,, ya udah, kamu
pasti haus kan??? Tunggu di sini biar aku beliin minum dulu,,,”. adit
pun meninggalkan Hanna sendiri di jalan.
Saat adit kembali untuk menemui Hanna,,, ia kaget banget,,, soalnya
kerumunan orang berada di tempat ia meninggal Hanna tadi,,, ternyata
Hanna kecelakaan,,, tubuhnya berlumuran darah,,, segera taaemin membawa
Hanna ke rumah sakit terdekat,,, tapi dalam perjalanan ke rumah sakit
Hanna sudah menghembuskan napas terakhirnya,,,, ia meninggal di pangkuan
adit,,, cowok yang baru jadi pacarnya itu,,,
Kuburan itu kini masih basah,,, di atasnya terdapat banyak karangan
bunga,,,, di dalamnya terbaringlah seorang gadis cantik, baik hati yg
tak lain adalah Hanna,,,
Semenjak meninggalnya Hanna,,, semenjak itu pula adit jadi sering
menyendiri,,,, kenangannya singkatnya bersama Hanna masih teringat
jelas,,, hingga pada sore hari,,,
“Eh Icha,,, sini masuk,,,”
“iya tante,,, qox sepi tan,, Adit mana???”
“ada di kamar,,, udah beberapa hari ini,,, dia jarang keluar rumah,,, tante jadi bingung dibuat nya,,,”
“ouh,,, Icha ketemu adit dulu ya tan”
Sepi,,, Icha coba ketok pintu,,,, tapi ga da jawaban dari adit,,
“Dit,,, ini aku Icha,, aku mau ngomong sama kamu, aku masuk yaa”
Tetap ga da jawaban dari adit,,, mungkin adit sudah marah besar,,, sampai’’ ga mau ngomong sedikitpun.
“dit ,,, aku tau aku salah,, aku minta ma’f. Aku juga ikut sedih atas
kejadian itu,,, tapi..” Icha ga sempat meneruskan bicaranya karna di
sanggah oleh adit
“Salah kamu karena kamu udah bo’ong sama aku kalau kamu ga pernah kasih
surat itu ke Hanna,,, kalau aku udah kasih ke Hanna surat itu dari
kemaren mungkin aku udah pacaran lama sama Hanna dan Hanna bisa
bahagia,,, kamu liat kan,,, aku baru sehari pacaran, Hanna udah,,,”
jawab adit dari dalam kamarnya dengan suara lantang
“Dit,,, aku minta ma’f, aku ga tau kalau bakal begini jadinya,,, aku ga
tau kalau Hanna harus pergi secepat itu,,, lagian,,,” lagi-lagi bicara
nya dipotong oleh adit
“Lagian apa??? kamu seneng Hanna meninggal,,, karna ga da yang bakal
nyaingin kamu lagi buat deket sama aku,,, iyakan?? Brengsek kamu Icha,,,
HAAAAAA”
Mendengar kata kasar yang keluar dari mulut adit itu,,, Icha langsung
berlari keluar. Sebelumnya adit ga pernah berkata sekasar itu sama
Icha,,,
Tangis Icha ga bisa di bendung. Mungkin ini yang terakhir kalinya ia bisa melihat adit. Adit pasti makin membencinya.
Disekolah,,,
Icha sedang berada di ruang kepala sekolah, sepertinya ada sesuatu yang
penting yang sedang ia bicarakan dengan Pak Kepsek,,, yah Icha sedang
mengajukan surat pengunduran diri dari sekolah karena ia akan pindah ke
sekolah yang lain. Ia akan pulang ke rumah ibunya yang ada di Bandung
dan bersekolah disana. Tak lama kemudian Icha keluar dari ruangan
Kepsek, tanpa ia ketahui adit bersembunyi di balik pintu sedari tadi dan
dia mendengar semua yang di bicarakan oleh Icha. Icha berjalan melalui
koridor sekolah, dilihatnya anak-anak yang sedang asyik bercanda dan
bermain bersama itu,,, hatinya sedih karena mengingatkan ia dengan adit.
Ia pun melanjutkan perjalanan,,, tapi langkahnya terhenti ketika sebuah
suara memanggilnya,,, suara yang sangat familiar di telinganya,,, suara
Adit
“Icha”
Icha diam sejenak kemudian melanjutkan langkahnya.
“Icha,,, tunggu” panggil adit lagi
Icha pun menoleh.
“Apa???” tanyanya singkat
“Kau hanya bercandakan dengan semua yang kau bicarakan tadi???” tanya adit
“Apa??? Aku tidak merasa bicara dengan mu hari ini??? Bukan kah kau
tidak mau lihat muka ku lagi?? Trus kenapa kau ada disini???” Icha balik
nanya
“Aku dengar semuanya yang kau bicarakan di ruang kepala sekolah tadi,,, kau benar akan pindah sekolah???”
“Menurut mu???” Icha berbalik tapi adit langsung meraih tangannya
“Dit,,, Bukannya kau yang bilang, kau ga mau liat muka ku lagi,, jadi
buat apa aku masih ada di sini??? Udah lah,,, aku harus pergi sekarang”
kata Icha melepaskan tangannya dari genggaman adit
“Ichaaaa” teriak adit
Tapi Icha tak mempedulikannya,,, ia terus berjalan keluar gerbang
meninggalkan adit sendirian. Adit pun marah pada dirinya sendiri, karena
sikapnya selama ini pada Icha, membuat Icha harus memutuskan untuk
pergi meninggalkannya.
ARRGGHHHHHHHHH
Di Bandara,,,
Tampak Icha sedang duduk di kursi tunggu sambil menyedot minuman Jus
yang ada di tangannya. Tak lama kemudian,,, panggilan bagi penumpang
tujuan keberangkatan Bandung. Penumpang lainnya sudah memasuki
Pesawat,,, tapi sepertinya Icha sepertinya sedang menunggu seseorang.
Ia berkali-kali menoleh ke belakang,,, berharap seseorang datang
untuknya. Tapi tetap saja nihil. Orang yang ia harapkan untuk datang,,,
tak juga datang. Icha pun memutuskan untuk masuk,,, ketika tiba-tiba
sebuah suara memanggilnya. Lagi-lagi ia sangat mengenal suara itu. ADIT
Icha menoleh dengan senyum yang mengembang di kedua belah pipinya. Orang
yang ia harapkan untuk datang akhirnya datang menemuinya, walaupun
baginya ini adalah pertemuan terakhir tapi setidaknya ia bisa melihat
Adit uutuk terakhir kalinya.
Adit berlari ke arahnya. Icha berniat untuk memeluk adit, tapi niatnya
itu ia urungkan. Ia hanya bisa diam melihat adit walaupun sebenarnya ia
senang dengan kedatangan adit. Tapi entah kenapa, kali ini adit yg
memeluknya, sepertinya adit ga mau kehilangan Icha.
“Maaf,,,,” itulah kata yg keluar dari mulut adit
Icha yg merasa risih karna adit belum melepaskan pelukannya berusaha
membebaskan diri dari pelukan adit, meskipun sebenarnya ia sangat
senang.
“Dit,,, lepaskan aku,,, aku ga bisa napas” kata Icha sambil berusaha
melepaskan pelukan adit. Tapi sepertinya adit malah mempererat
pelukannya.
“Dit,,, kau mau membunuhku ya??? Aku ga bisa bernapas,,,” teriak Icha
Akhirnya adit mau melepaskan pelukannya, kemudian ia tertawa kecil.
“Jangan pergi ya,,, kau pikir gimana hidup ku nanti tanpa mu???” kata adit menggoda
“Emang hidupmu gimana tanpa aku???” tanya Icha
“Aku pasti akan mati,,, seperti ikan kalau jauh dari air. Aku ikannya,,,
kamu airnya,,, jadi kalau air ga ada,,, pastti ikan akan mati. Apa kau
mau aku mati???” tanya adit
Hhhhhmmm,,,,,,
“Gimana dengan tiket pesawat ku??? apa kau mau mengganti rugi uang ku???”
Adit ga menjawab, dia malah memeluk Icha lagi. Sampai akhirnya Icha
dinyatakan ketinggalan pesawat. Tapi ia senang meskipun harus kehilangan
uang,, tak sebanding dengan kehadiran adit lagi disisinya,,,
SORRY,,, I LOVE YOU
Dug,,, jantung Icha seakan berhenti berdetak mendengar kalimat singkat
tapi pasti yg diucapkan oleh adit itu. Adit bilang suka ke Icha. Itu
bagai mimpi. Tapi itulah kenyataannya. Ternyata adit udah menyukai Icha
sejak pertama mereka bertemu. hanya saja waktu itu, Icha sempat
mengatakan bahwa adit adalah teman pertama dan terakhirnya makanya adit
mengurungkan niat untuk bilang cinta ke Icha.
Akhirnya Icha mendapatkan kembali Adit, sahabat sekaligus merangkap
sebagai pacar dalam kehidupannya itu. Adit yg sudah ia taksir sejak
pertama ketemu.
Profil Penulis:
Nurhayati,,,Mahasiswa di salah satu Universitas di Pekanbaru, Riau, UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Jurusan Ekonomi Islam.